Seorang ibu dari 2 orang anak yg juga seorang guru. Tertarik pada parenting,pendidikan, bisnis dan

Senin, 20 Juni 2016

Parents VS Teacher atau Parents & Teacher

                                                               Parents VS Teacher atau Parents & Teacher                                                                 
        Tulisan dibawah adalah sebuah status panjang yang saya buat (tentu dengan sedikit perbaikan karena waktu itu saya menulisnya melalui Hp dan sedikit emosi sehingga banyak yang disingkat-singkat) setelah MID test, tepatnya di bulan Maret. Entah mengapa guru yang figurnya dulu disanjung-sanjung sekarang menjadi kambing hitam dari segala perilaku anak. Mengapa saya menshare kembali tulisan ini karena adanya semangat terbarukan di akhir semester ini. Ingin adanya kerjasama antara orang tua dan guru dalam memaksimalkan kemampuan siswa menjadi seorang anak yang berguna bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.


'Mendapati segelintir orang yg protes tentang sistem pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia mungkin tidak bisa diubah dalam sekejap mata karena sudah mendarah daging,menteri kita saja butuh waktu yg lama untuk mengubahnya, setelah diubahpun masih harus direvisi lagi setelah diujicobakan. Saya heran mengapa bila terjadi sesuatu yang negatif yang berkaitan dengan perilaku siswa, orang-orang langsung mengeluh dan mengkambinghitamkan pihak sekolah atau guru terhadap perilaku anaknya padahal bukan sekolah satu-satunya faktor yg membuat anak menjadi cerdas.
Beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan ini adalah: 
1. gen, takdir bawaan yang merupakan anugerah dari Tuhan dan  susah diubah . Gen ini sendiri bila tidak dipupuk oleh orang tua maka kemungkinan akan tersembunyi pada diri anak.
2. Ketekunan dan keinginan untuk belajar.
3. Stimulasi dan gizi(sepenuhnya tanggung jawab orang tua sejak anak masih dikandung badan). 
     Pertanyaanya kemudian adalah umur berapa anak anda masuk sekolah dan berapa jam dia di sekolah? Tabiat dan sikap belajar anak adalah bawaan dari pembiasaan yg dilakukan oleh orang tua sejak anak masih kecil, saat anak bersekolah guru membantu siswa sebisanya untuk membuat anak anda  mempersiapkan diri mengahadapi tantangan hidup . Makanya guru (meskipun tidak semua) belajar jumpalitan untuk membuat agar anak bersikap tertib,disiplin,sopan,saling menghargai,kerjasama dan sikap lain yg dibutuhkan memasuki usia kerja. Materi-materi yg bersifat akademik adalah tuntutan dari kurikulum yg tidak bisa dihindari maka guru berusaha membuat anak anda mengerti.  
    Tapi berapa jam sih anak di sekolah sementara pelajaran sehari bisa 3-4 mapel. 1 mata pelajaran diberikan sekitar 1 sesi yaitu sekitar 1 jam 10 menit, kira-kira jika orang tua di pihak guru, apa bisa guru membuat semua anak mengerti satu persatu. Daya tangkap dan fokus anak berbeda-beda ,ada yg butuh pengulangan maka dari itu tugas diberikan agar anak mempertajam pemahaman terhadap materi di sekolah. Ada orang tua yang tidak mau pusing dan mengambil alih mengerjakan tugas yg dirasa berat,lalu saat orang tua melakukan itu maka nilai apa yg sedang anda ajarkan ke anak anda? Kemandirian?tanggung jawab? berbeda sekali dengan apa yang berusaha ditanamkan oleh sekolah.
    Orang tua kadang tidak mau ambil pusing yang penting tugas selesai, kalau sampai di sekolah anak-anak tidak mengerti, tugas guru untuk remedial dan memberi les sampai anak mengerti. Jika sampai anak tidak naik kelas barulah orang tua kalang kabut dan tiba-tiba menyalahkan pihak sekolah.
     Saya agak heran mengapa kesadaran anak untuk membuang sampah sangat kurang bahkan meskipun telah dijanjikan reward, ternyata ini dikarenakan tidak sinkronnya pendidikan di rumah dan di sekolah. Misalnya saja, di sekolah diajarkan untuk membuang sampah di tempatnya sementara orang tuanya memperlihatkan contoh buang sampah sembarangan di tempat umum. Di sekolah anak diajar antri dan bersabar untuk mendapatkan yang diinginkan tapi orang tua suka menyerobot antrian di luar. Di sekolah anak diajari berbicara sopan,lingkungan sekitarnya mengajarkan sebaliknya. 
     Sesungguhnya pendidikan dan pribadi yang kuat berasal dari rumah karena anak lebih banyak di rumah dan meneladani sikap org tua. Anak adalah cerminan org tua. Saat seorang anak sukses maka orang akan lebih dulu menanyakan orang tuanya bukan gurunya. 
Jika anda tidak menyukai sistem pendidikan di suatu tempat dan tidak mampu mengubahnya maka ciptakan sendiri sistem yang anda sukai di lingkungan terdekat anda.  Jika tidak, mungkin anda harus menyekolahkan anak anda di Jepang atau Finlandia. Tapi harus anda ketahui pendidikan terbaik adalah pendidikan dari rumah. Kebanyakan anak yang berperilaku baik adalah karena dasar yang dibangun orang tua sejak masa golden age anak.
      Saya koreksi sedikit  bahwa bukan semata-mata nilai di atas kertas dan rangking di sekolah yg membuat anak menjadi sukses,banyak orang yg dulunya biasa-biasa saja, pernah tinggal kelas atau cenderung sering remedial yg lebih sukses. 
Karena sukses itu akumulasi dari sikap-sikap dan sifat positif bukan kepintaran semata' 27 Maret 2016

Semoga di tahun ajaran depan semua orang tua dapat lebih bekerjasama dengan guru, memperhatikan tugas anak, menginformasikan semua perkembangan anak agar bisa di follow up di sekolah dan yang paling penting menghargai guru yang sejatinya adalah orang tua kedua anak yang hanya manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan sehingga tidak ada lagi di masa yang akan datang orang tua yang protes tidak melalui hierarki ataupun mempidanakan orang yang sudah susah payah memberikan yang terbaik untuk kebaikan anak mereka. Amin

Selasa, 07 Juni 2016

PENTAS SENI (PENSI) SD YPS SINGKOLE 2016


Sabtu, 27 Februari 2016, Lapangan Upacara SD YPS Singkole (SDS) menjadi saksi perhelatan akbar Pentas Seni (Pensi) SD YPS Singkole ke VII.
Tepat pukul 08.00 wita, MC membuka acara dengan mengundang pengurus YPS dan manajemen SDS maju ke depan panggung untuk melakukan seremoni pembukaan. Mr. Achmad Gunara menyampaikan sambutan singkat kemudian bersama dengan tamu VIP lainnya membuka acara PENSI. Turut hadir Board of Management (BoM) PT. Vale Tbk beserta para Kepala Sekolah Sekum YPS menyaksikan deretan aksi siswa siswi SDS. Sebelumnya, diadakan pengguntingan pita untuk membuka acara secara resmi, bersamaan dengan itu, sirine dibunyikan. Kemudian, alunan musik Marching Band memeriahkan seremoni acara pembukaan PENSI. Marcing band merupakan salah satu kegiatan ekskur yang ada di SDS dimana pesertanya melibatkan siswa siswi kelas 4,5 dan 6 masing-masing memiliki skill atau kemampuan yang berbeda,kelompok Kelompok Marcing Band ini  bernama De Corps PELANGI SINGKOLE berjumlah 55 orang.
Acara dimulai dengan penampilan pertama dari ekskur siswa kelas 1 putra yakni tari Tor tor, Siswa-siswa kelas 1 putra akan mementaskan Tari Kreasi Tor-Tor. Tari ini diringi 3 jenis instrumental Gondang atau uning-uningan batak dengan kostum baju putih lengan pendek celana panjang hitam, topi khas batak dan selempang ulos. Kemudian dilanjutkan dengan tari pita korea yang dilakukan oleh kelompok siswa kelas 1 Putri yang menampilkan tarian dengan iringan lagu korea yang bersemangat. Tarian kreasi ini menceritakan tentang indahnya bermimpi dan bercita-cita dan berusaha menggapai impian dan cita-cita itu. Dengan judul lagu ‘Dream High’ tarian ini ditampilkan dengan gemulai menggunakan pita yang indah.
Penampilan selanjutnya adalah tarian dari siswi – siswi kelas 2 SD YPS Singkole mementaskan tarian kreasi modern dipadukan gerakan balet sederhana yang mengambil tema dari film kartun yang terkenal yakni Frozen. Tarian kreasi ini menggunakan iringan music dari lagu Let it go. Tarian ini menampilkan keanggunan dari gerakan tangan yang menggambarkan putri putri dari negeri dongeng. Setelah menyaksikan suguhan tari Frozen yang lemah lembut, giliran kelompok siswa kelas 2 putra yang menampilkan tarian kreasi sajojo dengan menggunakan stick (tongkat) yang menggambarkan semangat dan keceriaan dalam kebersamaan. Tarian sajojo adalah tarian khas tradisional dari daerah papua, tarian ini merupakan tarian ucapan selamat datang. Ciri-ciri tarian sajojo adalah dengan entakan kaki dan goyangan tubuh yang khas, tarian pergaulan asal Papua ini asyik untuk dilakukan bersama-sama.
Setelah penampilan dari kelas kecil, penampilan selanjutnya merupakan ekskur sesuia pilihan siswa yaitu tari Gandrang Bulo, tarian ini merupakan tarian dari Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu simbol bagi masyarakat Makassar. Tari ini biasanya dilaksanakan ketika ada pesta rakyat. Dalam melakukan tarian para penari diharuskan terlihat ceria dan bahagia dalam menarikannya karena merupakan simbol keceriaan lantaran didalamnya diselipkan berbagai humor yang membuat para penontonnya tertawa. Gandrang bulo mempunyai arti tabuhan atau pukulan bambu sehingga setiap penari memegang potongan bambu untuk dipukul atau dibunyikan. Tarian ini akan ditampilkan oleh 16 orang siswa gabungan dari kelas 3 – 6.
Sebelum penampilan ekskur selanjutnya, Bapak Kepala Sekolah Mr. Alexander Lody Kolatlena memberikan sambutannya kemudian disusul oleh Nasyid yang dilakukan oleh sekelompok siswa kelas 3-6 berjumlah 50 orang akan menampilkan sebuah lagu religi Islami yang berjudul Assalamu Alaikum by Opick. Lagu  dinyanyikan secara kolosal dengan kreasi koreografer yang fantastik dan unik. Siswa diyakini mampu menggairahkan suasana dan mencerahkan situasi yang ada.
Paduan suara adalah salah satu penampilan yang ditunggu-tunggu oleh penonton, setiap anak yang tergabung dalam ekskur paduan suara SDS memiliki range vocal yang berbeda-beda. Setiap range vocal dikelompokkan menjadi 3 jenis suara yaitu Sopran 1, Sopran 2 dan Alto. Setiap siswa berlatih dengan penuh semangat dan antusias demi memberikan penampilan terbaik mereka, sehingga pada akhirnya terciptalah peduan suara dengan Harmonisasi yang sangat indah yaitu paduan suara SDS dengan lagu-lagu dan aransemennya yang pasti akan sangat memukau.
Setelah menyaksikan penampilan paduan suara tadi para pengunjung kemudian  disuguhi penampilan apik dan kompak dari tari Likok Pulo, Tari Likok Pulo merupakan tarian tradisional yang berasal dari Aceh. Likok berarti gerak tari, dan Pulo bermakna pulau. Pulo di sini menunjuk kepada Pulo Breuh, sebuah pulau yang berada di sebelah utara Pulau Sumatera atau arah barat daya dari Sabang. Tari Likok lahir pada tahun 1849 diciptakan oleh ulama tua dari Arab yang terdampar di Pulo Aceh. Tarian ini dilakukan sebelum dan sesudah menanam padi pada waktu malam hari, bahkan bisa berlangsung semalam suntuk. Selain itu dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, memanjang, dan bahu-membahu. Dalam tari ini lebih mengutamakan gerakan tangan, badan, dan kepala. Penari akan memperagakan gerakan bagian tubuh bagian atas ini secara serentak dan teratur. Tarian ini juga mengandalkan keterampilan yang mumpuni, karena selain memiliki kontradiksi antara sesama penari dalam gerakannya juga menampilkan tempo yang cepat. Tarian ini akan dibawakan oleh siswi sd yps singkole berjumlah 12 orang.dengan menggunakn kostum tari likok pulo dan dipentaskan dikegiatan pensi 2016.
Acara pensi tahun ini sebagaimana sebelumnya turut menampilakn ekskur music kolaborasi. Ekskur musik Kolaborasi adalah sebuah kelompok musik yang memadukan beberapa alat musik dan dimainkan dengan harmonisasi yang indah. Dalam musik kolaborasi ini, alat musik yang dimainkan antara lain, keyboard, gitar, pianika, angklung dan gendang bugis. Lagu yang dimainkan adalah I Have A Dream, lagu yang pernah dipopulerkan oleh ABBA dan Westlife. Siswa kelas 4-6 yang tergabung dalam kelompok musik ini berjumlah 46 orang. Mereka dilatih bekerjasama dalam membentuk harmoni suara alat musik yang mereka mainkan sehingga meminimalisir ego setiap anak yang ingin menonjolkan diri sendiri. Selain itu, siswa juga dilatih untuk bisa menahan diri menunggu giliran mereka dalam memainkan alat musiknya. Pada akhirnya, siswa dilatih mengolah rasa dan nilai estetika, yang lebih dikenal dengan kecerdasan musikal, yang tidak kalah pentingnya dari kecerdasan-kecerdasan yang lain. Lalu dilanjutkan dengan Tari Sulawesi yang menampilkan tari 4 etnis dibawakan oleh 7 penari dengan gemulai yang menggabungkan  etnis Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja. Acara ditutup dengan penampilan Teater cilik yang menampilkan kemampuan berakting mengikuti alur cerita yang disiapkan.
Sementara menunggu persiapan dari tampilan demi tampilan disajikan, para pengunjung dapat menikmati hasil karya ekskur melukis yang dipamerkan dengan cantik di stand yang telah disiapkan. Karya yang ditampilkan adalah hasil karya selama ekskur ini diadakan. Pengunjung juga dapat mengunjungi Bazaar yang diadakan oleh PTFA.
Siswa yang tampil terlebih dahulu dilatih selama kurang lebih tiga bulan terhitung sejak bulan November tahun 2015. Setiap minggunya, tepatnya tiap hari kamis digunakan untuk latihan Pensi pada jam pertama dan kedua (pukul 07.30 s.d pukul 08.45 wita). Tiap kegiatan Ekskur dibimbing langsung oleh guru pendamping.

Pensi ke VII SDS mengangkat tema Rainbow in the sky. Rainbow atau pelangi adalah perwujudan keragaman agama, budaya, suku dan bahasa yang terhimpun dalam wadah Lembaga Pendidikan SD YPS Singkole. Sub Tema yang dipilih dalam Pensi ke VII adalah “One earth one chance celebrate earth day everyday” Sejak berdirinya, SDS telah mentasbihkan diri menjadi Go Green School, yakni sekolah yang senantiasa konsisten menjaga dan melestarikan lingkungan. Lingkungan yang bersih, hijau dan bersahabat.
#latepost

Rangking 1...Penting gak tuh?



Rangking1. Beberapa hari yang lalu, kening saya berkerut melihat sebuah foto beserta captionnya di sebuah Media social. Dalam hati saya berkata ‘Masih adakah sekolah yang menerapkan system rangking bagi siswa? dan ternyata masih banyaakkk... Postingan itu berisi gambar raport dengan sertifikat ranking anak dan rasa bangga orang tua kepada anaknya atas keberhasilan sang anak meraih rangking tersebut dan ‘mengalahkan’ beberapa anak di kelasnya. Saya kemudian ingat sebuah acara di sebuah stasiun TV swasta dengan jargon 'Pinter gak tuh?' jadi artinya sebagai rangking satu, maka kepintaran kita dipertanyakan. kalau nggak pinter, artinya ada yang salah :)
Sejak kecil anak kita sudah dibiasakan berkompetisi dan menjadi terdepan di bidang akademik. Rasanya bangga sekali jika anak kita meraih peringkat satu di kelas bahkan di sekolahnya. Ini sangat tipikal orang tua jaman dulu yah sebagaimana saya mengingat ekpresi orang tua saya dulu setiap acara pembagian raport.
Sebenarnya setiap anak diciptakan dengan kelebihannya masing-masing, sayangnya system pendidikan kita menitikberatkan penilaian pada bidang kognitif padahal ada begitu banyak jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak.
Anak-anak selalu diimingi hadiah yang besar untuk prestasi akademik yang telah dicapai siswa bahkan menggunakan berbagai cara agar anak tersebut bisa menjadi yang terbaik. Tidak salah memang, siapa sih orang tua yang tidak ingin anaknya pintar dan dipuji oleh orang lain. Tapi apakah kita ingat untuk memberikan reward ketika anak berbuat baik dengan inisiatif sendiri? Dan apakah hal itu menjadi lebih penting daripada membina anak kita menjadi seseorang yang bisa mengalahkan dirinya sendiri dan senantiasa menjadi lebih baik dari sebelumnya? Dengan kata lain kecerdasan Intelektual (IQ) lebih penting daripada kecerdasan emosional (EQ).
Kadang juga orang tua mengikutkan anak pada berbagai lomba. Lomba ini diciptakan untuk mengasah jiwa kompetisi anak yang sebenarnya sudah dimiliki anak bahkan jauh sebelum lahir. Ingatkah kita bahwa setiap anak yang lahir adalah pemenang dari ribuan sel yang berhasil membuahi indung telur?
Kegiatan lomba akan membawa dampak positif jika tujuannya adalah untuk mencari pengalaman dan bersosialisasi sekaligus sebagai sarana pembelajaran tapi jika ada intervensi dari orang tua apalagi jika anak ditekan untuk menang dengan berbagai cara sampai mengorbankan waktu bermain anak, melakukan cara yang tidak sah dan lain sebagainya yang penting anak menjadi pemenang adalah hal yang salah. Ini hanya akan mengajarkan anak menjadi pribadi yang egois, sulit bekerjasama, tidak bisa menerima saran dan nasehat dari orang lain.
Jika ingin mengikutkan anak dalam kegiatan lomba hendaknya berasal dari keinginan anak, orang tua hanya mengarahkan dan memotivasi anak. Jika anak kelihatan bosan dan mulai tidak bersemangat maka orang tua harus mengevaluasi kegiatan anak.
Yang paling penting dalam kompetisi adalah anak diajarkan untuk menerima bahwa kadang kita kalah atau gagal dan harus menerimanya dengan lapang dada karena dalam perjalanan kehidupannya nanti akan ada masa dimana ia tidak bisa mendapat keinginannya. Agar dapat belajar menerima kegagalan, anak perlu untuk menghargai kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri dan orang lain. Sudah banyak kejadian sekarang dimana demi sebuah jabatan orang saling sikut untuk mencapainya dan saat sudah di atas bukannya bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai kesuksesan atau membantu orang yang ada dibawahnya untuk sukses tapi malah senang jika melihat orang lain susah dan dia selalu menang karena semua orang dianggap saingan, bukan rekan kerja.
Kembali pada system Rangking ini, saat anak-anak merasa bahwa dirinya lebih hebat dari anak lain, mereka menjadi cepat berpuas diri dan menjadi malas mengasah potensi lebih dari diri mereka atau kemungkinan lainnya ia menjadi sombong.

Saya kemudian berandai-andai jika suatu saat acara penamatan yang diberikan penghargaan bukan hanya siswa yang memiliki nilai tertinggi untuk suatu mata pelajaran tapi juga di bidang keterampilan lainnya juga keterampilan social misalnya ‘Siswa yang paling senang menolong teman’, ‘Pemimpin yang bijaksana,’ Pecinta lingkungan’ , ‘Siswa yang paling taat beribadah’, ‘Siswa yang patuh dan taat pada Guru dan Orang tua’. Alangkah Indahnya…

Selasa, 13 Oktober 2015

Edisi Pulang ke Kampung Suami

                                             


Hari raya qurban kemarin juga sempat eksekusi Pallu Buku makanan khas Selayar, ceritanya si misua lgi Homesick sm kampung n masakan mamahnya secaraa kampuang jauh dimato bnget. 
Kita flashback dulu yah ke acara mudik ke Selayar setahun lalu (saya sudah lupa tanggalnya, yang jelas lebaran tahun lalu yah)
Ok pemirsahhh kita mulai dari Sorowako dulu, dari sini harus naik Bis kurang lebih 13 jam buat sampe di Makassar, trus dri Makassar harus ke Bulukumba dulu, kalau lancar jaya ngambil waktu 5 jam. Nah pas nyampe di Bulukumba harus cek Kapal Ferry dulu buat nyebrang ke Selayar kota. Untung kalau gak pake nunggu, bisa tiba disana 3 jam dengan selamat. Terus sebelum lanjut bisa nginap semalam trus lanjut lagi ke yang namanya pulau Jampea. Yang ini memakan waktu 5 jam di kapal Ferry, kalau dapat yah, soalnya kapal kesana cuma sekali seminggu. Kalau buru-buru harus naik kapal kayu. Gue udah pernah coba naik yg namanya kapal kayu itu dan Gue janji cukup sekali seumur hidup gue naik kapal kayu itu, ga lagi-lagi deh ihhhh ( Ceritanya waktu itu sdh harus masuk kerja n kapal Ferrynya masih lama jadilah sy naik kapal kayu yang  penuh resiko dan bikin mabok berattt itu)...sighhh. 
Perjalanannya memakan waktu (inget2 dulu yah. Dari rumah kaka ipar ke Pelabuhan dari jam 5.30 pagi, berharap bisa dapat kapal yang jam 7 pagi berangkatnya, pas sampe di sana ternyata telat n sudah macet karna banyak motor. Lucunya baru mau angkat barang ehhh pintu kapal di tutup di depan mata , asli bikin sakit hati banget. Jadinya harus nunggu dulu sekitar 2 jam buat kapal jam 9. Tiba jam 9, kapal pun datang, buru-buru naik sebelum ketinggalan lagi, seingat-ingat saya tibanya jam 1 dan harus naik motor melewati jalan berbatu kurang lebih satu jam. Tibalah saya di kampung tak bersinyal itu,hehehheh. Tapi sumpah penduduknya ramah-ramah n baek banget. Bahkan beberapa keluarganya Misua bikin acara terus manggil qt ke rumahnya buat makan-makan, Alhamdulillah.
Pas mau balik ke Sorowako kapal Ferry masih seminggu lagi sedang cuti sudah mau habis. Akhirnya dinekat2in naik kapal kayu. Malam setelah sholat Isya, kami pun pamit ke SEMUA keluarga yang datang mengantar. Jadilah kami naik motor melewati jalan berbatu-batu menuju pelabuhan. Sampai disana kami pun naik kapal kayu 2 tingkat, saya, nubli dan Ummi di bawah, Misua di tingkat atas. Lama nunggu n sudah mulai mabok koq kapalnya ga berangkat juga ternyata katanya Ombak lagi kuencengg jadi nunggu reda dulu,, tunggu punya tunggu eh Kapalnya baru berangkat sekitar jam 8 Pagi sampai Selayar kota sudah siang hampir jam 2,,,What a trip bangettt(Tarik nafas dalam-dalam). Sampe di kota, barulah saya di beritahu kenapa Kapalnya ga berangkat semalam, ternyata kapal yang berangkat lebih dulu tenggelam dan beberapa orang meninggal dalam kecelakaan itu. Innalillahi, ga bakal lagi mau naik kapal kayu kayak gituuu,,,,hiiihihihi
Oke qt kembali ke Pallu bukunya. Ngeliat jatah daging qurbannya banyak tulang-tulang gitu suami langsung request dimasakin masakan khas kampungnya itu, jadilah saya nelpon Kaka Ipar yang ngasih resep serba secukupnya. Artinya harus masak pake feeling and kira-kira,cckckckck. Ok here is d recipe
 Pallu Buku
2 kg tulang sapi (saya dapet jatah tulang belakang)
air
Bumbu(Ini cuma pake kira-kira yah gak ada takaran pasnya
Garam
Lengkuas di parut
1 buah kelapa, parut lalu sangrai kemudian tumbuk sampai kelihatan berminyak
bawang merah
bawang putih
Cabe merah
lombok kecil
merica
Cara masak
Semua bumbu dihaluskan lalu ditumis.
Tulangnya dimasak dengan air secukupnya di tambah garam, setelah daging lunak masukkan bumbu yang sudah ditumis.gampang kan??? dan rasanya maknyusss
Setidaknya kangen Misua sama masakan mamahnya berkurang ;D


Senin, 12 Oktober 2015

Cooking is my therapy

Pas cuti melahirkan dari tanggal 6 Juli smp 30 September kemarin, hobi masak jadi bertambah karna siangnya jadi banyak waktu luang abis debay banyak bobo trus klw malam begadang smp pageee,,hiksss jdi siang dan malam djungkirbalikkan. Jadinya untuk mengisi waktu luang iseng2 google berbagai resep trus review resep2 yg sdh dscreenshot. Beberapa sudah terealisasi kayak si donat kentang empuk topping suka2 ini smpe hampir tiap hari bikinnya :D
 Trus pempek keju kesukaan Ayah ini harus selalu stock di kulkas, kalau lagi pengen tinggal goreng aja...nyum2
 Trus ada brownies yg bikinnya ga sampe 10 menitan yg nyoklat n pas banged manisnya
 Yang ini brownies kenari pandan strobery, kalau pengen resep dpost yang lain yahh

 Kalau ini klepon org bugis bilangnya onde2 buat menyambut si Hitam Ceerpi,,hehehhe
 Brownies pandan keju
Kalau ini pizza teflon 15 menitan ajah
Lumayan banyak kan yang berhasil saya eksekusi. Ada beberapa yang lupa saya foto karna kamera HP lagi bermasalah. 

Senin, 13 April 2015

My Singkole

Sudah banyak posting tentang sekolah kesayangan tempat saya mengajar sejak tahun 2011. Lumayan panjang juga ceritanya sampai saya bisa di sekolah ini dan itulah takdir saya dari Allah. Sekarang saya pengen sedikit flash back ke masa saya pertama tiba di Sorowako ini. 
Sekitar bulan Februari tahun 2011 lalu, saat itu saya sedang berlibur dari tempat kerja saya di Makassar. Saat itu saya merasa sangat bosan dengan kehidupan saya di Makassar, hampir tiap hari saya ngeluh ke teman kerja bahwa saya pengen pergi jauh dan need fresh air. Ternyata Allah sayang sama saya dan mengabulkan doa saya tersebut. Ceritanya waktu itu.... baru sehari di kampoeng tercinta, Sengkang,  tiba-tiba ada telepon dari teman SMA saya yang kebetulan tahu kalau di sekolah ini sedang membutuhkan guru pengganti di Singkole International Expatriate School, saat itu Miss Deasy yang akan saya gantikan cuti melahirkan. Jadilah saya terbang (pake mobil ;P)kembali ke Makassar untuk wawancara. Bertempat di hotel Imperial Arya Duta, diwawancarailah saya sama Ibu cantik Miss Farida Anggraeny yang waktu itu menjabat selaku Kepala Sekolah TK YPS Lawewu (Termasuk sekolah TK dengan siswa terbanyak di Sulawesi) yang kebetulan membawahi guru lokal untuk Expat. Setelah wawancara, saya pun ditelepon dan diminta berangkat ke Sorowako untuk tes lanjutan langsung di sekolah bule tersebut. Sebetulnya waktu itu saya sama sekali tidak punya persiapan tes dan dengar nama Sorowako pun baru beberapa hari yang lalu. 
Akhirnya dengan modal nekat bersama-sama teman yang lolos ke Sorowako, kalau ga salah waktu itu ada sekitar 7 orang berangkat ke Sorowako dengan menggunakan bus Litha &Co. Seumur-umur barusan saya naik bis selama itu, hampir 13 jam. Kami tiba di pagi hari di terminal (disini disebut transport) saat itu dijemput oleh Bu Desi dari TK YPS dan Bu Mona dari kepegawaiaan, kami langsung diantar ke dormitory (semacam tempat untuk karyawan dan tamu perusahaan). Tempatnya bagus, mirip-mirip wisma, sebelumnya kami mampir makan di Adhi maya restoran dekat dormy tersebut. 

Setelah mandi dan istirahat sebentar, kami dijemput untuk briefing di TK oleh Bu Farida. Tanpa persiapan kami di suruh membuat Lesson Plan di tempat dan diinfokan bahwa besoknya kami akan di tes dan di interview oleh Miss Roberta Harvey dan Miss Cathy Holmberg selaku kepsek di sekolah expat tersebut. Akhirnya dengan hanya mempersiapkan mental, saya pun menjalani tes tersebut tanpa beban sama sekali...Alhamdulillah, dimudahkan.
Setelah tes kami berjalan-jalan ke Pantai Ide, salah satu tempat rekreasi di daerah Sorowako itu. Salah satu teman saya bercanda bahwa bila kami meminum air Danau Matano tersebut maka kami akan kembali lagi ke tempat itu, percaya tidak percaya saat itu saya bersama teman saya Fandy iseng benar-benar meminum airnya, saya pikir ga ada salahnya lagian airnya kan jernih sampai kedalaman 2 meter pun masih kelihatan dasar. Ini foto kami waktu itu,,narsiss dikitt
Dan.... tanggal 25an( saat itu saya telah kembali berada di Makassar) saya dan Fandi menerima telepon dari Ibu Farida yang mengucapkan selamat bergabung dan meminta saya untuk segera berangkat ke Sorowako. Sebetulnya kedatangan kami agak terhambat karena di Sorowako baru-baru terjadi bencana gempa yang lumayan hebat sehingga melumpuhkan sebagian sistem seperti listrik dan air. Tanggal 27 Februari dengan menggunakan bus Bintang Timur, dimulailah perjalanan panjang saya menuju tempat saya sekarang ini....

Minggu, 12 April 2015

Persari dan Perkaju tahun pelajaran 2014-2015

Perkemahan pramuka mungkin sudah biasa yah…Tapi bagaimana kalau acara perkemahannya diselingi dengan kegiatan peringatan Earth Hour??Itu baru luarr biasa. Hari Kamis dan Jumat lalu SD YPS mengadakan kegiatan Persari yakni Perkemahan Sehari bagi Pramuka tingakat Siaga kelas 1 sampai 4 sedang untuk timngkat Penggalang kelas 5 sampai 6 diadakan kegiatan Perkaju yaitu Perkemahan Kamis dan Jumat.

Pagi itu jam 07.00 pagi tanggal 26 Maret siswa-siswi SD YPS Singkole sudah mulai sibuk memasang dan menghias tenda dengan bantuan Bapak Ibu Guru Bina Damping. Ada juga beberapa siswa yang bingung mencari kelompoknya, yang jelas kavling untuk kemah-kemah ini sudah diatur oleh Bapak-bapak seksi perkavlingan jadi semua kelompok pasti dapat kavling tanahnya. 


Setelah acara pasang tenda selesai saatnya acara

upacara pembukaan, sementara upacara tim juri dari penilaian kebersihan dan kerapian tenda pun berkeliling untuk melihat tenda-tenda yang sudah dibangun oleh para siswa. Sebelum upacara ternyata tim Earth Hour dari PT.Vale sudah bersiap-siap untuk mensosialisasi agenda tahunan tersebut. Sejak tahun 2010 lalu PT.Vale Indonesia berkomitmen untuk ikut serta dalam menyukseskan even yang dilaksanakan setiap tahunnya yakni Earth Hour. Kegiatan ini bertujuan untuk menyelamatkan bumi kita dari dampak global warming yang semakin tinggi belakangan ini. Bila seluruh penduduk bumi  mematikan listrik selama 1 jam diharapkan dapat memanjangkan umur bumi selama seratus tahun.

Sebetulnya, sebelum mengadakan sosialisasi kepada siswa, tanggal 24 lalu tim relawan earth hour memberikan briefing terlebih dahulu kepada pihak guru SD YPS Singkole dan Lawewu. Pada kesempatan ini Rano selaku pimpinan tim memperlihatkan video-video yang menunjukkan perayaan Earth hour dari seluruh dunia. Dalam salah satu video global  official tahun ini SD YPS termasuk di dalamnya.guru-guru juga diberikan kesempatan untuk mengenal ikon baru Earth Hour badut lucu berkostum bumi dan lampu yang disebut juga Luna dan mengambil beberapa shoot untuk ditampilkan dalam acara puncak perayaan yang akan diadakan pada hari Sabtu, 28 Maret di Ontae Luwu.
Siswa-siswi sangat excited ikut bergoyang mengikuti lagu tema Earth Hour tahun ini. Belum lagi ada kamera terbang. Itu loh yang kamera yang diset di helicopter mini.hehhehe. Ini loh foto-fotonya.